Menulis Berita TV
Penonton televisi menggunakan dua indra sekaligus, yaitu mata & telinga ketika menonton berita televisi. Hal ini berbeda dengan media lain yang hanya menggunakan satu indra saja.
Apa yang dilihat oleh mata dan didengar telinga harus sinkron, seiring sejalan, saling mengisi dan saling menjelaskan.
Jika apa yang disebutkan naskah tidak sesuai dan tidak sejalan dengan gambar yang dilihat, maka hal itu merupakan gangguan bagi penonton.
Menulis untuk televisi jelas berbeda dibandingkan menulis untuk media lain.
Reporter televisi harus memperhitungkan faktor gambar atau visual saat menulis naskah berita. Reporter televisi harus menulis berdasarkan gambar (Write to video)
Narasi atau naskah berita hanya sebagian dari berita televisi, sebagian lainnya adalah gambar. Keduanya sama penting dan saling mengisi.
Menulis berita televisi seperti sedang bercerita kepada seorang teman.
Adanya gambar membuat reporter tidak perlu menjelaskan segala sesuatu dengan terlalu rinci karena sebagian besar fakta telah dijelaskan dengan gambar.
Prinsip utama menulis berita adalah bahasa sederhana. CNN menyatakan berita itu harus “To be understood by the truck driver while not insulting the professor’s intelegence”.
RAGAM BAHASA TUTUR
Jurnalisme televisi tetap menggunakan standar Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) Bahasa Indonesia.
Tetapi karena jurnalisme televisi (begitu juga radio) memiliki sifat kedekatan/intim, maka jurnalisme televisi/radio menekankan aspek bahasa informal. Hal ini berbeda dengan media cetak yang menekankan pada aspek bahasa formal.
Bahasa formal diartikan sebagai bahasa tulis yang kaku dan tidak menimbulkan sifat kedekatan (kecuali penulisan feature)
Bahasa informal dapat disebut bahasa tutur yang memungkinkan terjadinya kontak antar komunikator (anchor, narator) dengan komunikan (audience).
Irvin E. Fang tentang ELF (Easy Listening Formula), “Susunan kalimat yang kalau diucapkan, enak didengar dan mudah dimengerti pada pendengaran pertama”.
Agar susunan kalimat memenuhi formula ELF, perlu diusahakan menggunakan tidak lebih dari 20 kata. Pun juga ekonomi kata, yaitu menghilangkan kata tanpa mengubah makna kalimat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun bahasa tutur :
- Struktur kalimat informal
- Pilih kata yang sederhana
- Susunan kalimat ringkas dan sederhana
- Makna kata dan kalimat mudah dipahami
- Berpegang pada prinsip Easy Listening yang maknanya enak didengar dan mudah dipahami pada pendengaran pertama.
- Tidak menyajikan isi pesan secara terperinci karena pesan hanya didengar sekilas oleh pemirsa.
l Contoh bukan bahasa tutur :
“Kasus ledakan bom di Legian/ Bali/ Sabtu lalu/ telah menghentikan arus wisatawan mancanegara// Dalam seminggu ini arus wisatawan menurun drastis hingga 90 persen/ sehingga ribuan pekerja di sektor pariwisata mengganggur//”
l Diubah sesuai ragam bahasa tutur :
“Seminggu setelah ledakan bom di Legian/ Bali/ arus wisatawan mancanegara menurun drastis/ sampai 90 persen// Akibatnya/ ribuan pekerja sektor pariwisata/ menganggur//”
KAIDAH PENULISAN BERITA TELEVISI
Sederhana : Tidak mencampur adukan dengan kata-kata asing atau kata-kata yang kurang dikenal rata-rata penonton.
Kalimat pendek, langsung pada sasaran dan tidak berbelit-belit. Hindari penggunaan kalimat majemuk (anak kalimat).
Gunakan selalu kalimat aktif.
Tulislah seringan mungkin, membuat kalimat terbaca dengan singkat dan mudah.
Jangan menyampaikan informasi secara rumit. Berita televisi tidak bisa memuat lebih dari dua atau tiga pokok pikiran dan tiap sekuen gambar.
Jangan mengulang apa yang tampak jelas dalam gambar dengan kata-kata. Bila menampilkan gambar sebuh bendera berkibar setengah tiang katakan “Suasana sedang berduka” jangan katakan “Bendera dikibarkan setengah tiang”.
Jangan menulis bertentangan dengan gambar. Bila gambar tank, maka jangan berbicara tentang kapal perang.
Hindari penggambaran setiap kalimat atau kata. Contoh : Menteri Dalam Negeri (shot Mendagri) meminta wakilnya (shot wakilnya) membacakan laporan (shot berkas laporan) yang menekankan masalah kepolisian (shot polisi).
Hindari daftar. Jika anda memilki gambar anak-anak bermain bola, jangan bilang “Sepak bola, voli dan basket adalah seluruh olahraga yang dianjurkan Kepala Sekolah”. Katakan saja “Olahraga seperti sepak bola dianjurkan Kepala Sekolah”
Hindari komplikasi yang tidak perlu. “Undang-undang Penyiaran” lebih baik daripada “Pasal 22 ayat 1 dalam Undang-undang Penyiaran”
Sederhanakan fakta dan angka. Sebut saja “Sekitar dua ribu” daripada “Seribu sembilan ratus lima puluh”
Hindari kalimat terbalik. “Akibat kerusuhan dalam demonstrasi memprotes kegagalan polisi menangkap koruptur/ pasukan tambahan polisi diturunkan” lebih baik daripada “Tambahan polisi diturunkan untuk meredam demonstrasi kerusuhan. Para demonstran kesal karena kegagalan menangkap koruptor”.
Hindari referensi waktu rumit. “Kecelakaan terjadi dua tahun lalu” lebih baik daripada “Kecelakaan terjadi pada 2 Mei 2007”
Konsep berita dan kriteria umum nilai berita berlaku universal, artinya berlaku untuk media cetak, eletronik dan online.
Penulisan berita televisi lebih disukai dengan formula Easy Listening. Hal ini merujuk pendapat Soren H. Munhoff dengan akronim ABC-SS, yaitu Accuracy (Tepat), Brevity (Singkat), Clarity (Jelas), Simplicity (Sederhana) dan Sincerity (Jujur).
Fakta dalam bentuk berbagai peristiwa yang terjadi begitu banyak, namun waktu yang dimiliki jurnalis terbatas.
Maka cara paling mudah dan sederhana untuk melaporkan atau menuliskan fakta-fakta tersebut ialah dengan pola piramida terbalik.
Pola piramida terbalik berarti pesan disusun secara deduktif (Umum-Khusus). Hal sangat penting disampaikan paragraf pertama. Paragraf selanjutnya berisi hal penting, kurang penting dan tidak penting sama sekali.
Ada tiga asumsi berita disajikan dengan piramida terbalik :
- Memudahkan audience yang sangat sibuk untuk segera menemukan berita yang dianggapnya menarik atau penting yang sedang dicarinya atau ingin diketahuinya.
- Memudahkan reporter/editor memotong bagian-bagian berita yang dianggap kurang/tidak penting
- Memudahkan para jurnalis menyusun pesan berita sehingga menghindari melewatkan fakta atau informasi untuk dilaporkan.
Berita ditulis menggunakan rumus 5W 1H agar berita lengkap, akurat, mudah dan cepat dipahami isinya, serta memenuhi standar teknis jurnalistik.
PROSES PENULISAN BERITA
Proses pencarian berita (News gathering) : Berita yang baik bermula dari reportase yang baik. Reporter harus bisa menemukan detail-detail yang merangkai sebuah pengertian.
Setelah fakta, tentukan tema : Setiap berita harus memiliki satu ide dominan. Bila tidak fokus, cerita bisa meluas dan melebar sehingga membingungkan.
Abaikan fakta yang tidak penting dan tidak digunakan dalam mendukung tema.
Tulislah segera berita dari awal sampai akhir. Jadi, masih ada waktu untuk memperbaiki.
Setelah berita ditulis, edit dan cek apakah ada kesalahan penulisan. Editing juga dilakukan supaya berita memiliki “kekuatan”
Berhenti sejenak dan bacalah tulisan anda. Lakukan revisi. Jangan takut memotong atau membuang hal yang dianggap sesuai tema.
Proses penulisan berita mungkin tidak mudah dan menjemukan. Tetapi kemampuan menulis akan semakin baik bila selalu berlatih.
http://yadi82.blogspot.co.id/2015/08/kumpulan-berita-terkini-lengkap-dengan.html
BalasHapusRebat FBS TERBESAR – Dapatkan pengembalian rebat atau komisi
BalasHapushingga 70% dari setiap transaksi yang anda lakukan baik loss maupun
profit,bergabung sekarang juga dengan kami
trading forex fbsasian.com
-----------------
Kelebihan Broker Forex FBS
1. FBS MEMBERIKAN BONUS DEPOSIT HINGGA 100% SETIAP DEPOSIT ANDA
2. FBS MEMBERIKAN BONUS 5 USD HADIAH PEMBUKAAN AKUN
3. SPREAD FBS 0 UNTUK AKUN ZERO SPREAD
4. GARANSI KEHILANGAN DANA DEPOSIT HINGGA 100%
5. DEPOSIT DAN PENARIKAN DANA MELALUI BANL LOKAL
Indonesia dan banyak lagi yang lainya
Buka akun anda di fbsasian.com
-----------------
Jika membutuhkan bantuan hubungi kami melalui :
Tlp : 085364558922
BBM : fbs2009